Arti nilai beta sebuah saham bagi seorang trader.

Assalamualaikum Wr. Wb

Sebagaimana kita ketahui bersama, sebagai trader harus menggunakan rambu-rambu dalam trading sehari-hari yaitu chart harga saham berupa berbagai macam jenis Indicator teknikal. Namun begitu, saya sendiri sendiri bukanlah seorang chartist murni, karena saya juga dipengaruhi oleh fundamental perusahaan sebelum masuk atau membeli saham menggunakan analisa teknikal. Ini penting agar kita tidak terjebak dengan saham-saham tidak berkualitas atau saham-saham gorengan.

Salah satu indikator fundamental yang sangat simpel untuk digunakan adalah Indicator Beta Saham.

Contoh Nilai Beta PT. Multipolar Tbk (MLPL) sebesar 1.93 (www.ft.com)

Beta adalah sebuah ukuran volatilitas, atau risiko sistematis, dari keamanan atau portofolio dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Beta digunakan dalam model harga aset modal (CAPM), model yang menghitung hasil yang diharapkan dari aset berdasarkan hasil beta dan yang diharapkan pasar.

Beta merupakan index dari resiko sistematis karena kondisi pasar.

Semakin tinggi Beta suatu saham – semakin tinggi reaksinya terhadap index.

o   Kalau index naik (turun) – saham dengan Beta besar – akan bergerak naik (turun) lebih cepat daripada index.

o   Kalau nilai Beta-nya 1 – berarti pergerakannya seiring dengan index.

o   Kalau betanya kecil sekali – 0 misalnya – berarti tidak ada hubungannya dengan index bahkan kadangkala berlawanan dengan arah index. Biasanya ini terjadi pada saham-saham kategori ‘gorengan’.

Dengan mengetahui Beta saham, investor bisa mengukur tingkat sensitivitas saham terhadap risiko pasar yang ada. Risiko pasar di sini adalah gerakan naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karena pasar digunakan sebagai acuan, maka Beta pasar, dalam hal ini diwakili oleh IHSG, ditetapkan dengan angka satu. Jadi, jika ada saham yang memiliki Beta satu, maka itu berarti sensitivitas saham tersebut sama dengan sensitivitas pasar.

Contoh Nilai Beta PT. Telkom Tbk (TLKM) sebesar 0.52 (www.ft.com)

Jika IHSG turun sebesar satu persen, maka saham tersebut juga turun sebesar satu persen. Begitupun sebaliknya, jika IHSG naik sebesar dua persen, maka saham tersebut juga akan naik sebesar dua persen. Dalam kenyataannya, jarang sekali ada saham yang memiliki Beta sama dengan pasar. Sementara, jika Beta saham kurang dari satu, berarti sensitivitas harga saham tersebut lebih rendah dari IHSG. Misalnya, Beta saham ABCD adalah 0,8. Artinya, tingkat fluktuasi harga saham tersebut adalah 20 persen dari IHSG. Jika IHSG turun sebesar dua persen, maka harga saham tersebut akan terkoreksi sebesar 1,6 persen (0,8 x dua persen).

Begitu juga sebaliknya, jika saham XYZ memiliki Beta 1,2 berarti tingkat sensitivitas saham tersebut 20 persen di atas IHSG. Jika IHSG naik sebesar lima persen, maka harga saham bisa naik sebesar enam persen (1,2 x lima persen). Tapi jika IHSG turun, maka harga saham XYZ ini akan turun lebih besar dari IHSG. Saham-saham unggulan kebanyakan memiliki Beta di atas satu. Para pelaku pasar pada umumnya tidak mudah untuk mengkalkulasi sendiri berapa besaran Beta suatu saham. Pasalnya, Beta saham ini diperoleh dari hasil analisis regresi yang cukup rumit. Meski demikian, seorang investor perlu memahami Beta. Investor bisa bertanya ke divisi riset perusahaan broker di mana ia membuka rekening efek. Dengan mengetahui besaran Beta suatu saham, investor bisa memilih saham yang sesuai dengan profil risikonya.

Beta saham bisa juga memiliki nilai negatif, di bawah nol. Itu artinya, gerakan naik turunnya harga saham berlawanan arah atau berbanding terbalik dengan gerakan IHSG. Jika IHSG mengalami koreksi, maka saham tersebut justru naik. Sebaliknya, jika IHSG naik, maka harga saham itu akan mengalami koreksi. Dengan menyimak ilustrasi di atas, bisa dikatakan bahwa Beta saham sebenarnya mencerminkan risiko yang melekat pada saham tersebut. Semakin tinggi nilai Beta suatu saham, maka semakin besar pula tingkat risikonya. Tapi, sesuai dengan falsafah investasi high risk high return, low risk low return, maka nilai Beta saham yang tinggi juga menjanjikan imbal hasil yang tinggi pula. Begitupun jika nilai Beta saham rendah, maka potensi imbal hasilnya juga rendah. Investor yang berharap mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar tentu akan lebih suka mencari saham dengan Beta tinggi. Tapi, jika investor lebih mementingkan faktor keamanan investasi, maka ia akan cenderung untuk mencari saham dengan Beta rendah.

Contoh Nilai Beta PT. Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar 1.94  (www.ft.com)

Harus diingat bahwa Beta saham dihitung melalui analisis regresi dengan mengacu pada data-data historis. Salah satu kelemahan penggunaan data historis adalah bahwa ia tidak selalu bisa dipakai sebagai alat atau senjata yang ampuh untuk memprediksi harga di masa depan. Beberapa ahli menyarankan untuk menggunakan analisis Beta saham untuk kepentingan jangka pendek. Sedangkan untuk investasi jangka panjang disarankan tetap mengacu pada analisis fundamental.

Namun penggunaan Beta dalam analisa investasi juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, Beta dihitung berdasarkan data historis dimana data historis tidak selalu menjadi alat ukur yang akurat untuk masa depan. Kedua Beta tidak melihat kepada perubahan – perubahan yang sedang terjadi pada waktu tersebut (misalnya kebijakan pemerintah yang baru) yang mungkin mempengaruhi harga saham.

Karena itu melihat pada kelemahan – kelemahan tersebut, sangat dianjurkan bagi Investor untuk mempergunakan Analisa Beta ini di dalam pengambilan keputusan investasi yang bersifat jangka pendek saja dimana perubahan – perubahan harga akan sangat berpengaruh. Jadi bagi investor yang bermaksud membeli dan menjual saham dalam jangka pendek, analisa Beta dapat menjadi salah satu analisa risiko yang baik.

Meskipun Nilai beta ini umum dipakai dalam investasi yang bersifat jangka panjang, Tidak ada salahnya kita tetap memperhatikan aspek fundamental / resiko preusahaan yang tercermin dalam nilai Beta  ini sebagai salah satu screening yang dikombinasikan dengan teknikal analisis sebelum membeli suatu saham di IHSG.

Demikian rekan-rekan,  sedikit sharing tentang nilai beta ini sebagai indikator fundamental saham.

Salam cuan dan semoga barokah.

*Ini adalah Postingan lawas dari blog saya terdahulu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com